Proses terbentuknya bulan merujuk pada bagaimana bulan terbentuk di awal kehidupan Bumi. Ada beberapa teori yang berbeda tentang proses terbentuknya bulan, namun yang paling umum diakui adalah teori koalesensi. Menurut teori ini, bulan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, sekitar 30 tahun setelah Bumi terbentuk.

      Proses terbentuknya bulan dimulai dengan adanya disk gas dan debu yang mengelilingi Bumi pada awal kehidupannya. Disk ini terdiri dari material yang terlempar keluar dari Bumi oleh aktivitas vulkanik dan colisional, serta material yang terjebak dalam orbit Bumi dari komet, asteroid, dan planetisimal. Material ini kemudian mulai mengalami proses penyusutan karena gaya gravitasi Bumi dan terkumpul di daerah yang disebut "zat cairan awal" yang terletak di tengah-tengah disk.

      Zat cairan awal ini mulai mengalami proses koalesensi, di mana partikel-partikel kecil bergabung membentuk objek-objek yang lebih besar. Proses ini terus berlanjut hingga terbentuklah protobulan, yang merupakan benda yang cukup besar dan padat yang terdiri dari batuan dan logam yang terkonsentrasi di tengah-tengah disk. Protobulan ini kemudian mulai mengalami peningkatan kecepatan rotasi karena gaya gravitasi Bumi dan akhirnya terpisah dari disk gas dan debu yang mengelilingi Bumi.

      Setelah terpisah, protobulan mulai mengalami proses pemanasan yang intens, di mana suhu di dalamnya mencapai ratusan hingga ribuan derajat Celsius. Proses ini disebabkan oleh gaya gravitasi yang kuat, yang menyebabkan protobulan mengalami deformasi dan menjadi lebih padat. Pada saat yang sama, material yang terdapat di dalam protobulan juga mulai mengalami proses fusi nuklir, yang menghasilkan panas yang sangat tinggi.

      Akhirnya, setelah proses pemanasan yang intens, protobulan menjadi lebih padat dan kompak, dan terbentuklah bulan yang seperti yang kita kenal saat ini. Bulan ini terus mengalami proses penyusutan dan pemanasan selama jutaan tahun, yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan di permukaannya, seperti terjadinya pemadatan, dan terjadinya pemadatan, terbentuklah struktur-struktur internal seperti kulit, mantel, dan inti bulan.

     Setelah terbentuk, bulan terus mengalami perubahan-perubahan yang disebabkan oleh aktivitas internalnya sendiri, serta pengaruh dari luar seperti gaya gravitasi Bumi. Bulan terus mengalami proses penyusutan selama jutaan tahun, yang menyebabkan permukaannya menjadi lebih rata dan terbentuklah struktur-struktur seperti gugusan-gugusan gunung api yang tersebar di permukaannya.

    Bulan juga terus terpengaruh oleh gaya gravitasi Bumi, yang menyebabkan ia terus mengalami perubahan-perubahan posisi terhadap Bumi. Bulan terus berputar mengelilingi Bumi dan terus berubah-ubah posisinya terhadap matahari, yang menyebabkan terjadinya fenomena bulan baru, bulan purnama, dan bulan tua.